Demi apa hadiahnya ditambahkan kertas bergaris itu? :p *pura-pura g' ngerti* |
Siapa sih yang punya hobi membaca g'
senang mendapat hadiah buku? Nah, saya juga begitu. Cukup lama juga g'
mendapatkan hadiah buku, ya g' heran karena saya memang jarang ikut giveaway.
Kadang g' ikut giveaway itu cuma gara-gara ribet padahal g' ribet-ribet amat.
Tapi buku yang mau saya bahas kali ini justru hasil giveaway. Jadi, waktu itu sebelum tidur saya 'guling-guling' di
beberapa blog termasuk blognya mba' @iiphche yg ternyata lagi ngadain giveaway buku Unfriend You. Berhubung lagi merasa g' ribet ikut deh, cuma ngasih
pendapat saja menurut yang saya pahami dan pernah alami, mencantumkan alamat
email dan akun twitter beres deh. Waktu itu, g' berharap menang apalagi yang
ikutan banyak sedangkan bukunya cuma satu. Tapi namanya rezeki ya dapat juga.
Sebenarnya kalau bukunya g' menarik saya
mungkin g' ikutan juga sih... Buku Unfriend
You ini temanya tentang bullying
tapi g' dalam bentuk kekerasan fisik namun lebih ke mental meski demikian bagi
saya sama berbahayanya. Baca buku ini bikin lebih tahu bahwa pelaku bullying pasti punya latar melakukan itu
cuma kadang targetnya belum tentu ada salah sama dia, bisa saja cuma dipilih
secara random. Cerita ini mengalir banget, rasanya kita ada di situ sebagai
penonton yang pengen melakukan sesuatu tapi g' bisa. Sebelum bahas lebih jauh
saya ceritakan sedikit tentang tokoh dalam buku ini.
Katrissa, dulunya hanya itik di Egan (Eglantine
High School) tapi kemudian berubah jadi 'angsa'. Papanya sering pindah tugas
maka dia pun harus berganti-ganti sekolah. Ditambah dengan suatu kejadian di
masa lalunya, hal ini membuatnya sulit beradaptasi dan memiliki teman. Tapi
mengapa dia tiba-tiba bisa masuk clique
Aura dan Milani yang populer itu?
Priska, siswa baru yang awal
kehadirannya telah membuat Katrissa tak nyaman apa lagi diam-diam dia nampaknya
menyukai pacar Aura. Meski Priska dengan mudah masuk dalam clique mereka tapi dari sini pula masalah dimulai. Aura yang merasa
pacarnya didekati memutuskan untuk memberinya pelajaran. Parahnya, hampir semua
murid Egan pun ikut-ikutan hingga Priska tak ke sekolah lagi dan mencoba untuk
bunuh diri.
Langit, cowok yang bagi 'angsa' seperti
Aura tidak pantas untuk mendekat apa lagi jadi pacar. Langit ingin Katrissa
membujuk Aura untuk menghentikan apa yang dilakukan terhadap Priska. Awalnya
Katrissa hanya menutup mata meski tahu bahwa Aura sudah melewati batas. Saat
dia mulai peduli justru serangan Aura berbalik padanya. Bagaimana nasib
Katrissa? Kenapa Langit mau repot-repot ikut campur?
Setiap tokoh punya latar hingga memiliki
karakter seperti dalam buku ini. Aura yang hampir cerita ini selesai baru
diketahui kenapa dia nge-bully. Katrissa yang seakan menutup mata. Milani yang
menurut saya seperti dayang-dayang meski stratanya tinggi. Priska yang tetap
ingin masuk clique Aura meski cara
yang harus dilalui salah. Langit yang ikut campur. Setiap tokoh dan konfliknya
pas, tidak berlebihan menurut saya. Membaca buku ini saya merasa diajak untuk
lebih menyelami psikologi korban dan pelaku bullying.
Meski menyenangkan membaca buku tapi
bukan berarti saya tidak memperhatikan beberapa kesalahan yang cukup
menggelitik. Contohnya, Aura yang memanggil Katrissa 'Kat', kemudian 'Rissa',
lalu, 'Ris', hanya dalam jeda 2 lembar. Satu orang menggunakan 3 nama panggilan
untuk 1 orang? Satu lagi, jarak rumah Aura dengan Katrissa di akhir kenapa jadi
dekat dan bisa ditepuh dengan beberapa menit bersepeda padahal di awal jauh dan
butuh memutar. Apa ada jalan pintas yang tidak bisa dilalui mobil?
Buku ini harus dibaca guru, remaja,
orang tua, bahkan semua kalangan. Why?
Karena sadar maupun tidak, langsung maupun tidak langsung bisa saja kita ikut
sebagai penyebab atau kena dampak dari bullying
ini.
Thank
you
mba' @iiphche, Dyah Rinni dan, Gagas Media!
*kalau mau baca blog giveaway-nya waktu itu di sini ya….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar