Senin, 04 Juni 2012

I've Got Your Number by Sophie Kinsella


Berbulan-bulan menunggu akhirnya terjemahan I’ve Got Your Number by Sophie Kinsella ada dalam genggaman. Kenapa saya sangat menanti buku ini? Oke, bukan itu sebenarnya pertanyaan intinya karena saya memang selalu menanti seluruh karya penulis satu ini, baik saat dia memakai nama Sophie Kinsella maupun saat memakai nama gadisnya, Madeleine Wickham. Saya memang penggemar SK jadi jangan heran jika saya banyak memuji karyanya tapi saat mereview buku-bukunya saya selalu berusaha untuk berimbang.
Belum pernah membaca buku-buku SK? Buku yang paling terkenal dari penulis ini tentunya Confessions of a Shopaholic yang pernah difilmkan. Yang terbaru I’ve Got Your Number. Ini buku tentang apa? Apakah seseorang yang berhasil mendapatkan nomor orang yang dia sukai? Big NO, tidak sesederhana itu dan bukan SK jika dia menjabarkannya dengan biasa saja tanpa sisi menarik serta selera humor khasnya yang membuat kita tidak bisa berhenti membuka setiap halaman sampai benar-benar berakhir. Saat membaca sinopsis di belakang buku ini mungkin Anda akan sedikit mendapat petunjuk tentang jalan cerita buku ini. Tetapi, hanya sedikit dan justru membuat penasaran. Jadi, bagaimana jika saya membuat Anda lebih penasaran? Lemme try…
Kisah ini dimulai dengan hilangnya cincin Poppy Wyatt di suatu perjamuan mewah bersama teman-temannya (Natasha, Clare, Emily, Annalise, Ruby) dan wedding planner (Lucinda) beserta asistennya (Clemency). Sayangnya dia tidak dapat mengingat runut kejadian hilangnya cincin itu dengan jelas karena telah minum champagne beberapa gelas ditambah lagi situasi yang kacau balau saat itu. Jadilah ia krasak-krusuk mencari cincinnya di ruangan tempat jamuan, menelpon teman-temannnya, dan menyebar nomor handphone-nya ke pegawai-pegawai di hotel itu kalau-kalau ada yang mengetahui keberadaan cincinnya.
Kenapa cincin itu sebegitu pentingnya? Tentu saja, cincin itu adalah cincin zamrud kualitas bagus dengan berlian berpotongan baguette, harganya mungkin sekitar 25.000 poundsterling. Ditambah lagi merupakan warisan turun-temurun dalam keluarga tunangannya. Bukan hanya karena betapa berharganya cincin itu Poppy harus panik tapi karena calon mertuanya akan tiba dari Amerika dan pasti ingin melihat cincin itu berada di jari calon menantunya.
Poppy Wyatt adalah seorang fisioterapi bertemu dengan Magnus Tavish yang mulanya adalah pasien di tempat dia bekerja namun kemudian menjadi tunangannya. Sebenarnya sih bukan dia yang harus menangani Magnus tapi karena Annalise ingin bertukar janji temu maka Poppy akhirnya mengambil alih. Hal ini sedikit membuat Annalise cemburu tapi mereka tetap berteman. Magnus Tavish seorang doktor dengan spesialisasi simbol kultural, berasal dari keluarga terpelajar dan memiliki gelar kebangsawanan. Ayahnya Prof. Atony Tavish, ibunya Prof. Wanda Brook Tavish, kakaknya Conrad beserta istrinya Margot, semua telah menulis buku. Adiknya Felix walau baru 17 tahun tapi sangat suka membaca dan menulis. Mereka bahkan berencana menerbitkan jurnal bersama-sama, tentunya tanpa melibatkan Poppy. Ia memang nampaknya sejak awal tidak terlalu disukai oleh calon mertuanya namun Magnus berpendapat bahwa yang terpenting adalah mereka saling mencintai. Kondisi dalam keluarga ini saja sudah membuat Poppy tertekan apa lagi dengan hilangnya cincin pertunangannya. Apa dia akan berterus terang? Bagaimana cara menutupinya jika dia memang harus berbohong?
Kembali ke awal, ketika Poppy masih di hotel, tiba-tiba dia menerima sms dari orang yang nampaknya melihat cincinnya tapi sayang sinyal di hotel itu payah jadi smsnya hanya sepotong. Untuk mencari sinyal Poppy pun keluar dari hotel itu sambil mengacungkan ponselnya ke udara, malangnya pencopet yang mengendarai sepeda menyambar handphone-nya. Gawat kan? Sms tadi dari siapa dia pun tak tahu. Nomor di hp itu sudah dia sebar, bagaimana jika ada yang menemukan cincinnya?
Untung baginya, dia menemukan handphone dengan stiker White Global Consulting Group di belakangnya. Mungkin itu milik Violet Russel pegawai perusahaan itu yang tanda pengenal konfrensinya ada bersama hp itu di tempat sampah hotel. Ya, dia menemukan hp di tempat sampah jika kalian butuh saya mengulanginya. Ternyata hp itu aktif, tiba-tiba ada telpon, karena tak ingin ketahuan dia menirukan suara wanita penerima voice-mail. Bodohnya, orang itu malah meninggalkan pesan tentang Scottie dan kata-kata lain yang mirip kode rahasia. Nah, siapa dan kemana Violet sebenarnya? Siapa pula penelpon misterius itu?
Apa Poppy sebenarnya  beruntung menemukan hp itu atau tidak? Beruntung karena dia bisa memiliki nomor baru untuk segera dibagikan pada petugas hotel dan temannya. Tidak beruntung karena Sam Roxton, bos Violet tak lama kemudian menelpon, karena urusannya sangat urgen Poppy akhirnya bersedia menolong. Sumpah ini salah satu bagian lucu, bagaimana Poppy menolong dengan nada lagu Single Ladies dari Beyonce?
Apa saya sudah membocorkan banyak hal dari buku ini? Lemme tell u something, kalau saya ketemu dengan cowok seperti Sam Roxton, saya bisa jatuh cinta. Yang pasti dia tampan, menjawab email dan sms yang dia rasa penting dengan bahasa singkat, padat dan jelas. Perlu digarisbawahi tanpa “ J “ apalagi “xoxo”. Di mana bikin jatuh cintanya? Cari tahu sendiri dong, harus dinikmati secara perlahan… Hehehe…
Singkat kata singkat cerita, Sam Roxton pun bersedia meminjamkan handphone perusahaan itu untuk sementara pada Poppy dengan syarat dia harus langsung meneruskan telepon, sms, dan email padanya. Kesibukkan baru dalam kehidupan Poppy pun resmi bertambah. Bagaimana dia menjalani hidup dengan berbagi hp dengan orang lain? Apa sama dengan berbagi hidup dengan seorang kekasih?
Bagaimana nantinya hubungan Poppy dengan keluarga tunangannya? Bagaimana dengan persiapan pernikahannya? Apakah tidak masalah bila telepon perusahaan dipegang oleh orang luar? Siapa pula wanita dalam perusahaan yang sering mengirim email “aneh” dengan banyak huruf besar ke Sam? Siapa “Dad” yang juga mengirim email ke Sam jika sebenarnya ayahnya ada di Hong Kong bukan di Hampshire? Siapa Scottie yang akhirnya juga menelpon dengan kode-kode rahasia itu? Apa yang akan terjadi dan bagaimana akhir cerita ini? Apa kabar dengan cincin zamrud yang mengawali kisah ini? Di mana gerangan dia berada? Jika saya menderetkan begitu banyak pertanyaan lagi kalian mungkin akan jengkel jadi lebih baik membacanya sendiri.
Saat membaca buku ini saya merasa kerinduan saya terhadap Rebecca Bloomwood (tokoh wanita di Confessions of a Shopaholic) sedikit terobati. Selera humor dan kejahilan ala SK cukup terasa. Satu hal yang juga saya suka dari SK adalah ide dalam ceritanya dan saya menghargai risetnya untuk ide itu. Dari tadi saya terus memuji karyanya jadi tak adil rasa bila kekurangannya tak terungkapkan. Dalam buku ini ada beberapa catatan kaki dan bagi saya itu cukup mengganggu dan terkadang tidak perlu diletakkan di sana, bisa saja dijelaskan bersama dengan cerita pokok secara utuh. Kenapa ada catatan kaki? Mungkin karena keluarga Tavish bergelut dengan buku dan jurnal yang penuh dengan catatan kaki. Atau, mungkin karena ternyata Poppy juga suka catatan kaki. Entahlah… Yang terpenting saya tetap menikmati ceritanya… xoxo


“Namun, terkadang kau harus berani. Terkadang kau harus menunjukkan kepada orang lain apa yang penting dalam hidup ini. Dan mempunyai firasat kuat bahwa yang kulakukan ini benar. Mungkin tidak mudah –tapi benar.” (halaman 193)