Seumur-umur saya tidak pernah mengoleksi novel yang penulisnya orang
Indonesia, melirik raknya pun jarang (terserah deh orang mau bilang apa,
sekarang saya mulai tobat kok). Tp, setelah baca Divortiare, saya
akhirnya memutuskan untuk mengoleksi semua buku Ika Natassa. Damn,
sekarang saya merasa bangkrut sekaligus puas.
Di Divortiare kita
ditinggalkan pada ending yang 'ya... lo pikir saja sendiri lanjutannya
setelah Beno dan Lexy (lebih suka panggilan ini) sama2 ke NasGor Sabang
yg fenomenal itu!' Bagi orang kepo tingkat dewa seperti saya, bakal
tersiksa deh menerka-nerka bagaimana perjalanan hidup mereka nantinya.
Saat Twivortiare sudah ada ditangan dan saya mulai membaca, yang saya
tahu setelahnya kekepoanku masih tidak akan terhenti. Penyajian cerita
dengan gaya ngetwit seakan membuat kita merasa memiliki teman yang
menceritakan kehidupannya dan itu terasa nyata. Novel ini menunjukkan
sesuatu secara sederhana but ngena banget. Twit Lexy yang saya suka
banget dari Twivotiare ini '...it's impossible for us to find a perfect
spouse if we model him/her toward someone, atau toward our own sets of
criteria.' N', di bagian akhir buku ini justru saya dibuat menangis gara-gara suratnya Beno ke Lexy,
melegakan sih... :)
Pesan saya, beli bukunya dan tetaplah follow @alexandrarheaw, ceritanya belum berakhir selama kita masih kepo. :p
XOXO
*Suatu saat saya akan review buku ini dengan lebih baik beserta buku k' Ika Natassa yang lain. Belum sempat booo... -.-v
*Buku yang saya punya limited terbitan nulisbuku dan sudah g' diproduksi lagi jd klo mau, selamat menunggu terbitan Gramedia meluncur kepasaran beberapa bulan lagi. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar