Ini perut saya lagi
nyeri jadi pengennya cerita yang ringan-ringan saja. Sebenarnya kejadian ini terjadi sebulan yang
lalu. Waktu itu saya ke toko buku, g’ niat beli sih, cuma menemani senior yang
lagi masuk kota karena dia bertugas di pedalaman (kalau dia baca ini, gigiku
bisa-bisa dicabut). Seperti biasa, manusia yang terdampar g’ tentu arah di toko
buku ya semua rak, terutama novel, pasti ditongkrongi dengan harapan g’ ada
yang kecantol (ini kalau lagi bangkrut). Lagi berdiri di depan rak novel, tiba-tiba
ada beberapa orang wanita berbaju dinas lagi sibuk memilih novel. Dari lagaknya
sih mereka juga tanpa tujuan jelas alias g’ tahu mau beli novel yang mana. Kecurigaan
saya ternyata benar, tiba-tiba salah satu dari mereka nyeletuk ke temannya, “Pilihin
novel yang bagus buat saya dong!” Ini dia pakai logat Makassar tapi saya langsung
terjemahkan saja.
Dasar jiwa penjual saya
lagi gatal ingin keluar (kayak roh numpang-numpang) akhirnya saya hampiri juga
dan menyarankan (halusnya sih, sebenarnya lebih ke nyerocos) agar dia beli
Antologi Rasa. Seandainya semua buku yang ditulis Ika Natassa ada di situ pasti
saya rekomendasikan semuanya. Hasilnya, dia peluk juga buku itu tapi saya g’
tahu sih kalau sampai kasir. Kalau sampai dia beli pun saya berharap suka. Kalau
g’, ya semoga g’ ketemu saya (takut minta ganti rugi)
Pengalaman seperti ini
sebenarnya bukan yang pertama kali tapi biasanya dengan orang yang saya kenal
atau dengan teman-teman dekat. Kalau dengan mereka sudah bisa saya pastikan
sampai bukunya di beli. Untungnya opini dari mereka bagus-bagus sampai ada yang
ketagihan. Intinya sih jika buku itu bagus maka saya tidak akan segan-segan
untuk mempromosikan biarpun dengan orang yang tidak pernah kenal sebelumnya.
Udah ah, ceritanya
segitu saja. Sekarang, mau minta gaji ke k’ Ika, hitung-hitung buat ganti duit
saya yang akhirnya beli satu novel waktu itu (minta di lempar wajan lagi). :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar