Senin, 07 Januari 2013

Segalanya


Di sini dengan perasaan tak karuan.
Mata yang berkabut.
Jemari yang bergetar tak kokoh memegang pena.
Ada tanya yang sering muncul meski ku merasa bersalah karenanya.
Tak cukupkah deritaku selama ini?

Di sini, di penghujung tahun ini ku bertanya.
Sejak kapan sakit ini terasa?
Kapan akan berakhir?
Aku sering kali merasa lelah dengan air mata rahasia ini.
Air mata yang hanya kita berdua yang tahu.
Air mata yang terkadang tersembunyi di balik manisnya senyuman.
Tak seorang pun tahu selain Engkau karena Aku memang tak pernah bercerita pada siapapun.
Bodohnya karena biarpun tak pernah berbicara atau sekedar menepuk-menepuk menenangkanku,
Aku tetap percaya dan berlari pada-Mu akan semua masalah.
Atau, mungkin Aku memang sangat bodoh  hingga tak bisa mendengar dan merasakanmu?

Aku memang tak tahu kepada siapa harus mencurahkan segalanya.
Aku merasa nyaman dan percaya hanya pada-Mu.
Aku yakin Engkau menjagaku dari kerapuhan dan kehancuran yang kapan pun bisa terjadi.
Maaf bila terlalu bergantung pada-Mu!

Bagaimana ini?
Bagaimana jika Engkau bosan?
Pernahkah Engkau merasakan itu?
Bagaimana jika benar-benar terjadi?
Akankah Engkau mengirimkan penjaga pengganti untukku?
Tak apa jika Engkau bosan.
Tetapi, Aku akan tetap berbicara pada-Mu.
Kau boleh mengacuhkanku, terserah!

Jika Engkau mengirimkan penjaga pengganti untukku,
setidaknya berikanlah sedikit cerita tentangku padanya.
Buatlah ia mengerti dan sedikit dan bersedia bersabar padaku.
Jika kelak penjaga pengganti-Mu ada disisiku,
Aku tetap akan berbicara pada-Mu.
Karena tak ada yang seperti-Mu
Karena ku yakin Engkau tetap mendengarku
Karena ku percaya pada-Mu
Selalu percaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar